Asesmen Nasional
SMKN20 – Pastinya kabar tentang dihapusnya Ujian Nasional di tahun 2020, dan akan diganti pada tahun 2021, sudah diketahui oleh kamu semua kan? Tapi, sudah tahukah kamu seperti apa ujian pengganti UN yang sudah kita kenal selama lebih dari 10 tahun ini? Untuk menjawab pertanyaan kamu, simak penjelasannya di artikel ini.
Jika Ujian Nasional selama ini diperuntukkan bagi seluruh siswa yang berada di tingkat akhir masa sekolah, seperti kelas 6, 9, dan 12, kini tidak lagi. Soalnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita, Bapak Nadiem Makarim, tidak lagi ingin pendidikan Indonesia, hanya mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, yang membuat UN selalu menjadi momok mengerikan bagi para peserta didik.
Justru, Bapak Nadiem ingin fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, pengajaran, juga layanan dan lingkungan pendidikan. Maka, kebijakan yang diambil adalah mengubah Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional.
Nah Asesmen Nasional yang dimaksud Bapak Mendikbud adalah, seperti yang dikatakan tadi, ujian ini tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, melainkan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang mencakup proses, input, juga hasil.
Pada Asesmen Kompetensi Minimum, yang akan diukur adalah capaian peserta didik melalui pembelajarannya di ranah kognitif, seperti literasi dan juga numerasi.
Apa yang dimaksud Literasi dan Numerasi?
Menurut National Institute for Literacy, yang dimaksud literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, bahkan menghitung dan memecahkan masalah. Nah, menurut UNESCO, literasi memang menjadi hak setiap orang dan juga dasar yang harus dimiliki untuk belajar sepanjang hayatnya. Kemampuan literasi mampu memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, juga masyarakat.
Jadi, dapat kita pahami, bahwa literasi yang dimaksud adalah kemampuan yang lebih dari sekedar membaca dan menulis, tetapi mendorong agar peserta didik mampu menganalisis dengan membaca situasi atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya, dengan pemecahan masalah berdasarkan dari apa yang dipelajarinya.
Sedangkan Numerasi, secara umum diartikan sebagai sebuah kecakapan dan pengetahuan seseorang dalam menggunakan berbagai macam angka serta simbol-simbol, yang terkait dengan matematika dasar. Nah, pengetahuan itu digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dengan numerasi, seseorang juga dapat menganalisis informasi yang ditampilkan dengan berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, bagan, dan banyak lainnya. Setelah mampu menganalisis, kemudian individu tersebut akan menggunakan interpretasi hasil analisisnya, untuk memprediksi dan selanjutnya mengambil keputusan.
Hmm penting banget ya diterapkan pada masa ini, masa di mana arus informasi mengalir begitu deras, dan membutuhkan kemampuan menganalisis yang baik untuk menyaring dan memilah mana informasi yang bermanfaat, benar, dan baik, mana yang tidak baik dan tidak ada manfaatnya.
Tapi, menurut Pak Nadiem, kemampuan literasi dan numerasi, adalah kemampuan yang akan berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Maka dari itu, memfokuskan pada kemampuan literasi dan numerasi, tidak bermaksud mengecilkan arti penting mata pelajaran lainnya. Menurutnya, justru dengan literasi dan numerasi, peserta didik akan sangat terbantu dalam memahami dan mempelajari bidang ilmu lainnya, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan angka secara kuantitatif.
Lalu bagian kedua yang diujikan dalam Asesmen Nasional adalah survei karakter. Penilaian pada survei karakter, dirancang untuk mengukur capaian peserta didik berdasarkan hasil belajar sosial emosional, yang berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
Ada 6 indikator:
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
- Berkebhinekaan global,
- Mandiri,
- Bergotong Royong,
- Bernalar kritis,
- Kreatif.
Kemudian, bagian ketiga yang diujikan dalam Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar. Survei ini digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek-aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Jadi, tidak hanya peserta didik saja nantinya yang akan dinilai, melainkan seluruh aspek yang mendukung pembelajaran juga. Dengan begitu, dapat dengan mulai mengevaluasi apa yang seharusnya dapat ditingkatkan, dan sejauh mana capaian yang sudah dilakukan.
Nah, jika Ujian Nasional itu hanya mengevaluasi capaian siswa saja di setiap tingkat akhir pada jenjang sekolah, seperti kelas 6, 9, dan 12, Asesmen Nasional tidak lagi menitikberatkan pada evaluasi capaian siswa. Oleh karena itu, berdasarkan materi yang dijelaskan oleh Kemendikbud RI, Asesmen Nasional akan diterapkan untuk peserta didik yang berada di kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.
Kalau kamu pahami dengan baik, kebijakan baru ini justru sangat memudahkan kamu untuk mengembangkan pengetahuanmu. Tidak lagi hanya berfokus pada mata pelajaran yang akan diujikan di akhir nanti, melainkan, kamu bisa melakukan eksplorasi lebih luas untuk bisa mencapai hasil yang diharapkan dalam Asesmen Nasional.
Untuk itu, penting bagi kamu mulai belajar tidak hanya sekedar menjawab soal dan menghafalkan teori saja. Melainkan mulai mempelajari konsep dasar pemikiran, sering membaca buku, sering melakukan observasi dalam kehidupan sehari-hari, dan juga aktif berdiskusi dengan guru di sekolah, teman di sekolah, teman bermain, keluarga di rumah.
Ayo Coba AKM :
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
Sumber : Manajemen SMKN20