Pelatihan IPAS : Bank Sampah dan pemanfaatan Limbah

0

Pada Selasa, 10 September 2024, SMK Negeri 20 Jakarta mengadakan pelatihan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dengan tema “Pemanfaatan Limbah Sampah Organik dan Non-Organik”. Pelatihan ini dipandu oleh Ibu Sarwo Indah Pujiutami, Direktur Akademi Kompos, yang berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai pentingnya pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari.

Latar Belakang Pelatihan

Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat di lingkungan sekolah. SMK Negeri 20 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang berkomitmen dalam menjaga lingkungan dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan ini juga bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada siswa mengenai pemisahan dan pengelolaan limbah organik dan non-organik, serta memotivasi mereka untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.

Materi dan Tujuan Pelatihan

Ibu Sarwo Indah Pujiutami, sebagai narasumber, membuka pelatihan dengan menjelaskan pentingnya pengelolaan sampah di tengah krisis lingkungan global. Limbah organik dan non-organik yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan polusi tanah, air, dan udara. Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan efektif sangat dibutuhkan, terutama di kalangan generasi muda yang nantinya akan mewarisi bumi ini.

Tujuan dari pelatihan ini adalah:

  1. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai jenis-jenis sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.
  2. Memperkenalkan cara memanfaatkan sampah organik menjadi kompos, sehingga sampah tersebut tidak terbuang percuma.
  3. Mendorong siswa untuk mengurangi penggunaan sampah non-organik dan mendaur ulang bahan-bahan yang masih bisa dimanfaatkan.

Pemanfaatan Limbah Sampah Organik

Bagian pertama pelatihan berfokus pada pemanfaatan sampah organik, yaitu limbah yang berasal dari bahan-bahan yang dapat terurai secara alami, seperti sisa makanan, daun, dan sisa tanaman. Ibu Sarwo menjelaskan bahwa sampah organik ini dapat diolah menjadi kompos, pupuk alami yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.

Tahapan pembuatan kompos yang diajarkan antara lain:

  1. Pemilahan sampah organik: Siswa diajarkan memisahkan sampah yang bisa diolah menjadi kompos, seperti sisa makanan, sayuran, dan dedaunan.
  2. Pengolahan bahan: Sampah organik yang terkumpul ditempatkan dalam komposter atau ditumpuk dalam lubang khusus, lalu ditambahkan bahan-bahan seperti tanah dan air untuk mempercepat proses penguraian.
  3. Pemeliharaan kompos: Bahan-bahan tersebut harus rutin diaduk dan dijaga kelembapannya agar proses pembusukan berjalan optimal.
  4. Penggunaan hasil kompos: Kompos yang telah matang bisa digunakan untuk memupuk tanaman di kebun sekolah, sehingga siklus pemanfaatan limbah organik ini dapat memberikan manfaat nyata.

Pengelolaan Limbah Non-Organik

Selanjutnya, pelatihan juga menyoroti cara-cara bijak dalam mengelola limbah non-organik seperti plastik, logam, dan kaca yang tidak mudah terurai. Ibu Sarwo menekankan pentingnya meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai dan mengajarkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk menangani sampah non-organik.

Contoh langkah-langkah yang diajarkan meliputi:

  • Reduce: Mengurangi penggunaan produk sekali pakai, seperti mengganti botol plastik dengan botol minum yang dapat digunakan berulang kali.
  • Reuse: Memanfaatkan kembali bahan-bahan non-organik yang masih layak digunakan, seperti menjadikan botol bekas sebagai pot tanaman atau kerajinan tangan.
  • Recycle: Mengelompokkan sampah non-organik yang bisa didaur ulang, seperti kertas, plastik, dan logam, untuk dijual atau didonasikan ke bank sampah.

Penerapan di Lingkungan Sekolah

Salah satu tujuan utama pelatihan ini adalah memastikan bahwa ilmu yang didapatkan dapat diterapkan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, Ibu Sarwo menyarankan agar SMK Negeri 20 Jakarta membentuk tim pengelola sampah yang terdiri dari siswa-siswa yang akan bertugas memantau proses pemilahan, pengolahan, dan pemanfaatan sampah di sekolah. Selain itu, dengan adanya kebun sekolah, siswa juga bisa secara langsung memanfaatkan kompos yang dihasilkan untuk menanam sayuran atau tanaman hias.

Pelatihan ini juga mendorong siswa untuk kreatif dalam mendaur ulang sampah non-organik menjadi karya seni atau produk yang berguna, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produk baru yang berpotensi menambah jumlah sampah.

Kesimpulan

Pelatihan IPAS tentang pemanfaatan limbah sampah organik dan non-organik di SMK Negeri 20 Jakarta pada 10 September 2024 memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Dengan pengetahuan yang diberikan oleh Ibu Sarwo Indah Pujiutami dari Akademi Kompos, siswa kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara mengelola sampah organik menjadi kompos dan menangani sampah non-organik melalui konsep 3R.

Pelatihan ini menjadi awal yang baik bagi sekolah untuk menjalankan program pengelolaan sampah yang berkelanjutan, serta mendukung terciptanya lingkungan yang lebih hijau dan bersih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *